Jakarta –
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan masih banyak penyandang disabilitas yang belum menemukan susukan ke layanan keuangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 dari jumlah 22 juta disabilitas di Indonesia gres 20% yang memiliki akses. Ini artinya masih ada 17,6 juta orang yang belum mendapat layanan keuangan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari. Menurutnya, OJK selaku forum yang mengatur, mengawasi, melindungi seluruh sektor jasa keuangan dan juga punya madat untuk melindungi kepentingan konsumen, tergolong para penyandang disabilitas. 
“Buat kita yang sering ditawari produk keuangan, sering sebel jikalau ditawarin, tetapi ternyata jikalau buat saudara-saudara kita yang difabel punya rekening bank itu sesuatu yang dicita-citakan. Bisa punya produk asuransi dan lain-lain, punya dana pensiun itu sesuatu yang didambakan. Karena ternyata tidak semua produk jasa keuangan itu suitable buat mereka,” kata perempuan yang bersahabat disapa Kiki ini, dalam program Nonton Bareng Film ‘Tegar’, di Senayan City, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2024).
| Baca juga: OJK Buka Suara soal Kabar BTN Batal Caplok Muamalat |
Karena itu, OJK lewat Peraturan OJK (POJK) Nomor 22 tahun 2023 wacana pelindungan pelanggan dan penduduk telah dimasukkan bagaimana pelaku usaha jasa keuangan untuk menyebarkan atau memamerkan potensi terhadap saudara-saudara disabilitas untuk menemukan susukan inklusi keuangan.
“Misalnya formulir pembukaan rekening mesti yang ada braille-nya, kemudian akomodasi untuk masuk ke gedungnya itu mesti ada yang landai dan lain-lain itu kita semua masukkan, dan kita punya what so called isyarat teknis operasional bagi pelaku usaha jasa keuangan untuk mendukung kerabat kita yang difabel ini dapat memiliki susukan yang serupa dengan kita semua yang wajar untuk punya rekening bank, produk keuangan, dan lain-lain,” paparnya.
Kiki mengatakan, hingga di sekarang ini telah ada beberapa bank yang mendatangkan kepraktisan layanannya terhadap para penyandang disabilitas, salah satunya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Ia berharap, ke depan jumlahnya dapat terus ditingkatkan.
Oleh alasannya yaitu hal ini pula, ia merasa sungguh bahagia dapat hadir dalam program nonton bareng kali ini bareng dengan teman-teman dari komunitas disabilitas dan pihak-pihak yang terlibat dalam film Tegar yang mengisahkan usaha dan mimpi seorang anak disabilitas. Menurutnya, hal ini juga selaku pemberian atas akad untuk pengembangan dan juga memamerkan potensi yang serupa untuk saudara-saudara penyandang disabilitas.
“Dan kami mengajak seluruh pelaku usaha jasa keuangan, baik itu perbankan, pasar modal, asuransi, dana pensiun, dan lain-lain mudah-mudahan agar perkembangan sektor keuangan kita, perkembangan pelanggan kita, no one left behind. Memberikan potensi yang serupa untuk saudara-saudara kita, baik untuk mengakses inklusi keuangan, untuk mengembangkan kesejahteraan, maupun memberi potensi untuk melakukan pekerjaan di sektor jasa keuangan,” terang dia.
| Baca juga: Kenali 3 Cara Pencucian Uang yang Wajib Diwaspadai! |
