
Jakarta –
Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB), Adhi Cahya Fahadayna SHub InT MS ungkap kemenangan Donald Trump di kontestasi Kepala Negara Amerika Serikat (AS) mampu menguntungkan pemerintah Indonesia. Salah satu alasannya alasannya pemerintah RI dan Donald Trump memiliki kedekatan.
Sosok yg dekat diundang Adhi ini menerangkan kedekatan pemerintah kini dalam hal ini Kepala Negara Prabowo Subianto dengan Donald Trump telah terjalin sejak tahun 2015. Kedekatan itu memungkinkan banyak sekali kepentingan strategis akan terbangun.
“Salah satu elit Partai Gerindra bahkan pernah ramai dibahas alasannya berjumpa dengan Kepala Negara Terpilih Donald Trump pada di ketika proses kandidasi Trump pada tahun 2015,” katanya dikutip dari laman UB, Jumat (8/11/2024).
Baca juga: Trump Menang Pilpres AS, Begini Sistem Pemerintahan Amerika Serikat |
Baca juga: Daftar Presiden Amerika Serikat Lengkap Beserta wapres dan Tahun Menjabatnya |
Kepala Negara Prabowo dan Donald Trump Mirip
Tidak cuma kedekatan, Prabowo Subianto dan Donald Trump dinilai Adhi memiliki beberapa kesamaan. Baik itu ide yg diangkat, kedekatan personal, huruf kepemimpinan keduanya, hingga menjabat di usia tua.
Kepala Negara Prabowo menjabat di usia 73 tahun, sedangkan Donald Trump di usia 78 tahun. Meski begitu, usia kolam hanya jadi angka.
Secara idiosinkratik (gaya kepemimpinan), huruf kepemimpinan Presiden Prabowo dan Donald Trump menurut Adhi sungguh mirip. Keduanya sama-sama lebih mengedepankan kebijakan yg konvensional dan konservatif serta berpihak pada golongan grass-root (akar rumput), pekerja, dan petani.
“Keberpihakan mereka pada isu-isu konvensional dan konservatif inilah yg mau mendorong intensitas kekerabatan strategis bagi Indonesia dan Amerika Serikat,” tambahnya.
Kedekatan ini akan makin kelihatan dengan rencana kunjungan Kepala Negara Prabowo Subianto ke luar negeri. Amerika Perkumpulan yaitu salah satu negara tujuan yang mau disinggahi.
Ketika hingga di AS, alumnus Northeastern University Amerika Perkumpulan ini menyatakan konferensi keduanya sungguh mungkin terjadi.
“Sangat besar kemungkinan bagi Kepala Negara Prabowo dan Kepala Negara Terpilih Donald Trump mulai berjumpa pada potensi ini pasti dengan maksud bagi memajukan signifikansi kemitraan strategis Indonesia-Amerika Serikat,” tutur Adhi.
Analisis Kemenangan Trump
Seperti yg diketahui, Donald Trump telah menyatakan kemenangan atas pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris di kontestasi Presiden AS. Hal ini dilakukannya usai diproyeksikan mengungguli bunyi dari tiga negara bab yg diperebutkan yaitu Pennsylvania, Carolina Utara, dan Georgia.
Di depan khalayak, Trump sudah mengucapkan terima kasih terhadap rakyat Amerika yang sudah memilihnya sebagai. Ia juga mengaku akan berjuang buat rakyat dan masa depan AS dengan semua nafasnya.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih terhadap rakyat Amerika atas kehormatan hebat alasannya terpilih menjadi presiden,” kata Trump dikutip dari Sky News.
Menurut Adhi, Trump bisa menang dari Kamala Harris alasannya mengangkat ide besar yg cocok dengan kondisi penduduk AS di ketika ini. Seperti pemberitahuan penduduk akar rumput, dan pekerja di kawasan industri yg terdampak dari kemunduran ekonomi AS.
Melalui ide Make America Great Again kesudahannya bisa menguasai wilayah-wilayah yg identik dengan tempat industri. Ini artinya santunan besar tiba kawasan tersebut.
“Selain itu aspek konservatisme yg ada pada penduduk Amerika Serikat juga menjadi imbas sungguh signifikan,” pungkasnya.
Video Menlu Sugiono: RI Sudah Kirim Surat ke Trump, Bakal Negosiasi Tarif Impor
Video Menlu Sugiono: RI Sudah Kirim Surat ke Trump, Bakal Negosiasi Tarif Impor
donald trumpprabowo subiantohubungan indonesia-asuniversitas brawijayaub