narasikita.info 30 Desember 2023

Tahun 2023 adalah sebuah buku cerita dengan halaman-halaman penuh warna. Ada bagian yang penuh cahaya harapan, ada pula lembaran yang mendung dan penuh kejutan yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Seperti perjalanan panjang yang melewati banyak tikungan, tahun ini menyimpan lebih banyak cerita daripada yang bisa kita hitung dengan jari. Ketika akhirnya kita duduk di penghujung tahun ini dan menengok ke belakang, satu hal yang pasti terasa adalah bahwa kita sudah sangat jauh melangkah, meski tidak semua yang kita harapkan berjalan sesuai rencana.
Saya menulis ini dengan rasa syukur yang penuh. Sebab jika saya harus mengakui satu hal, maka itu adalah: 2023 adalah tahun yang mengajarkan saya untuk tetap melangkah, meski jalanan berkabut.
Januari: Harapan yang Segar, Mimpi yang Masih Utuh
Seperti biasa, tahun dimulai dengan segelas harapan. Di awal Januari 2023, saya—dan mungkin banyak dari kita—memasuki tahun baru dengan daftar resolusi, semangat membara, dan keinginan untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Saya menulis target-target besar: ingin lebih sehat, lebih produktif, lebih hadir dalam kehidupan orang-orang terdekat, dan tentu saja, ingin bahagia.
Namun, seperti yang sering terjadi, harapan tidak selalu berjalan lurus. Bahkan sejak bulan pertama, realita mulai menunjukkan bahwa 2023 bukan hanya tentang pencapaian—ia juga tentang penerimaan.
Februari – April: Kesibukan, Kelelahan, dan Momen Sederhana yang Menyelamatkan
Di bulan-bulan awal itu, hidup saya dipenuhi rutinitas. Bangun pagi, bekerja, pulang malam, lalu tidur dengan rasa lelah yang tak pernah tuntas. Rasanya seperti hidup di dalam putaran mesin otomatis. Tapi di sela-sela kelelahan itu, ada satu momen kecil yang justru menyelamatkan: secangkir kopi buatan sendiri di pagi hari.
Saya ingat jelas pagi itu, awal Maret. Hujan turun deras, saya terlambat, pekerjaan menumpuk, dan suasana hati buruk. Tapi ketika saya duduk di meja makan, menyeruput kopi hitam yang saya buat sendiri, saya tersenyum. Rasanya seperti menemukan kembali kontrol atas hidup yang sempat terasa kacau. Sejak saat itu, saya mulai memperhatikan hal-hal kecil. Karena ternyata, momen sederhana punya kekuatan besar.
Mei – Juli: Kejutan, Ketidakpastian, dan Melepas yang Tak Bisa Dipaksa
Tahun 2023 juga memberi kejutan. Di bulan Mei, saya harus merelakan proyek kerja besar yang tiba-tiba dibatalkan. Butuh waktu untuk menerima bahwa sesuatu yang saya kerjakan selama berbulan-bulan tak akan pernah benar-benar terwujud.
Saat itu, saya merasa gagal. Tapi seiring waktu, saya belajar bahwa tidak semua kegagalan adalah akhir. Justru dari situ saya mulai belajar kembali arti fleksibilitas. Saya belajar bahwa hidup bukan tentang memaksakan arah angin, tapi belajar menyesuaikan layar kapal. Kita tak bisa mengendalikan apa yang terjadi, tapi kita bisa memilih bagaimana kita merespon.
Agustus – Oktober: Menemukan Ritme Baru, Bertemu Orang-Orang Baru
Setelah melalui masa-masa penuh tekanan, di pertengahan tahun, hidup saya mulai berubah arah. Saya pindah tempat kerja, mulai berada di lingkungan baru, dan bertemu orang-orang yang membawa perspektif segar.
Bulan Agustus menjadi awal dari babak yang saya sebut sebagai “ritme baru”.
Di sana, saya menemukan banyak kisah inspiratif. Salah satu anggota, seorang wanita berusia 60-an, berkata pada saya: “Kadang, yang kamu kira keterlambatan, sebenarnya hanya jeda agar kamu bisa melihat pemandangan lebih baik.”
Kata-kata itu melekat. Ia menyadarkan saya bahwa tidak semua perjalanan harus cepat. Kadang kita hanya perlu berhenti sejenak, untuk memahami ke mana sebenarnya kita sedang menuju.
November – Desember: Berdamai dengan Masa Lalu, Bersiap Menyambut Masa Depan
Menjelang akhir tahun, saya mulai berdamai. Dengan semua kegagalan, kehilangan, bahkan dengan ekspektasi yang tak terpenuhi. Saya mulai melihat bahwa semua hal yang saya alami di 2023—baik yang manis maupun pahit—adalah bagian dari pembentukan diri.
Bulan November penuh dengan refleksi. Saya kembali membaca jurnal lama yang saya tulis di awal tahun. Ternyata, meskipun banyak target tidak tercapai, saya tumbuh lebih kuat dari yang saya duga. Saya belajar memaafkan, menerima, dan yang terpenting: melanjutkan hidup dengan versi saya yang lebih baik.
Di bulan Desember, saya menulis satu surat untuk diri saya sendiri. Surat itu tidak berisi daftar resolusi, tapi hanya satu kalimat sederhana:
“Terima kasih sudah bertahan, meski tidak selalu mudah.”
Penutup: Perjalanan yang Tidak Sia-Sia
Tahun 2023 adalah perjalanan panjang dari harapan-harapan besar hingga kejutan-kejutan tak terduga. Tapi bukan berarti perjalanan itu sia-sia. Justru, ia penuh makna. Tahun ini bukan tentang seberapa besar pencapaian kita, tetapi tentang bagaimana kita terus berjalan meski arah angin berubah-ubah.
Jika saya bisa membagikan satu pelajaran dari tahun lalu kepada siapa pun yang membaca ini, maka itu adalah: jangan remehkan kekuatan momen kecil. Jangan anggap enteng satu tawa, satu pelukan, satu kata penyemangat. Karena kadang, dari situlah kekuatan kita berasal.
Dan jika kamu merasa belum mencapai semua yang kamu inginkan tahun lalu, ingatlah bahwa pertumbuhan tidak selalu terlihat dari luar. Bisa jadi, kamu sudah jauh lebih dewasa, lebih kuat, dan lebih siap dari yang kamu sadari.
Mari kita sambut tahun yang baru dengan hati yang lebih terbuka dan semangat yang lebih segar. Dan seperti halnya tahun lalu, kita akan berjalan perlahan, satu langkah kecil dalam satu waktu—dan itu sudah lebih dari cukup.