Satu malam yang biasa. Scroll TikTok atau YouTube sebentar sebelum tidur, niatnya cuma 10 menit. Tapi tahu-tahu, 3 jam lewat dan kamu masih menatap layar, nonton seseorang membongkar paket berisi barang-barang super random dari marketplace luar negeri. Satu per satu ditunjukkan. Reaksinya dilebihkan. Editing-nya dramatis. Padahal barangnya? Kadang cuma stiker, mainan mini, atau keyboard nyala-nyala yang kamu tahu nggak bakal kamu pakai juga.
Lalu muncul pertanyaan: kenapa kita betah banget nonton ini?
Kita Suka Kejutan (Meski dari Barang Orang Lain)
Fenomena unboxing sebenarnya bukan hal baru. Sejak YouTube berjaya di tahun 2010-an, video unboxing gadget, mainan, bahkan snack dari luar negeri sudah mulai digemari. Tapi yang bikin video ini meledak di tahun-tahun belakangan adalah elemen kejutan. 
Entah kenapa, kita punya kebutuhan dasar untuk tahu “apa yang ada di dalam kotak itu.” Bahkan kalau itu bukan kotak kita. Bahkan kalau barangnya nggak penting-penting amat. Ekspektasi kita dibangun dari awal video—dan itu bikin otak kita aktif. Ini mirip dengan sensasi buka hadiah ulang tahun, hanya saja kamu tak perlu beli apa pun.
“Siapa tahu ada barang lucu.”
“Eh, penasaran sih, dapet apa lagi.”
“Aneh banget, tapi kok seru ya?”
Itulah kekuatan kejutan. Dan video unboxing, terutama yang random, memainkan itu dengan sempurna.
Kita Pengen Ikut Bahagia, Walau Secara Virtual
Melihat orang lain excited saat buka paket bisa menular. Ada mirror neuron dalam otak kita yang memicu rasa empati dan kebahagiaan saat melihat orang lain merasakannya. Maka saat si content creator teriak, “OMG, ini lucuuu banget!” kita pun ikut tersenyum kecil.
Bahkan, makin banyak content creator yang menambahkan elemen storytelling, kayak: “Ini aku pesen waktu lagi stres banget, jadi aku treat diri sendiri.”
Kita jadi merasa, “eh, relatable juga ya.” Dan dari situ, video jadi lebih dari sekadar konten, tapi seperti percakapan tidak langsung.
Zona Aman dari Dunia yang Terlalu Sibuk
Kadang, dunia nyata terlalu berat. Deadline kerja, tugas kuliah, tekanan sosial, berita-berita dunia yang bikin lelah. Video unboxing random menawarkan sebaliknya: hiburan tanpa beban. Cuma orang buka barang.
Ini seperti bentuk modern dari white noise—konten yang kamu nikmati sambil rebahan, tanpa rasa bersalah. Bahkan banyak yang menjadikan narasi video unboxing sebagai teman saat makan, kerja, atau bahkan sebelum tidur. Karena… it’s just calming.
Kita Hidup di Era “Second-Hand Enjoyment”
Fenomena ini menarik: kita menikmati sesuatu yang bukan milik kita. Mulai dari nonton orang main game (let’s play), baca komentar orang tentang drama, sampai nonton orang belanja.
Kita jadi seperti “ikut memiliki” pengalaman mereka. Kita tahu gaya ngomong mereka, tahu preferensi mereka, bahkan suka ikut komen, “ih yang kemarin juga lucu!”
Dan ini bikin kita merasa tidak sendirian. Kita punya “teman virtual” yang hobinya Unboxing Barang Random, dan entah kenapa itu menyenangkan.
Ada satu sisi lain yang lebih dalam. Menonton orang lain buka paket random juga bisa menjadi bentuk pelarian. Kita membayangkan, “kalau aku punya uang, mungkin aku juga bakal beli itu.” Atau “suatu hari, aku pengen deh unboxing kayak gini juga.”
Ini bukan tentang barangnya. Tapi tentang sensasi memiliki sesuatu. Tentang the thrill of surprise and discovery. Dan itu bikin kita bertahan menonton sampai akhir.
Akhir Kata: Unboxing Adalah Realitas Aneh yang Kita Nikmati
Mungkin kita nggak akan pernah benar-benar beli mystery box seharga jutaan. Tapi lewat video unboxing, kita bisa menikmati sensasinya. Kita bisa merasa seperti bagian dari pengalaman itu. Dan di dunia yang kadang terlalu berat untuk ditanggung sendiri, melihat orang lain bahagia dengan barang receh bisa jadi bentuk hiburan yang… surprisingly healing.
Jadi, kalau kamu masih nonton video orang buka paket berisi bola squishy, action figure, atau lampu LED lucu, jangan merasa aneh. Kamu hanya sedang istirahat dari hidup—bareng jutaan orang lainnya.
