
Kita semua pernah ada di situasi ini: membuka TikTok atau Reels “cuma lima menit” sebelum tidur, lalu tiba-tiba… dua jam berlalu. Feed kita? Isinya video kucing lucu, cerita orang yang sedang burnout, self-healing di tengah kota, hingga kompilasi curhat tanpa suara dengan musik sedih yang relatable banget.
Kita senyum-senyum sendiri saat melihat seekor kucing gagal melompat, lalu mendadak termenung karena video berikutnya membahas trauma masa kecil. Aneh? Nggak juga. FYP kita adalah cerminan dari apa yang sedang kita pikirkan—atau bahkan yang belum kita sadari.
Dan ya, kita betah. Tapi kenapa?
Algoritma yang “Tahu Banget” Maunya Kita
FYP (For You Page) bukan halaman acak. Ia adalah kurasi otomatis yang tahu persis apa yang kita cari, bahkan sebelum kita tahu sedang mencarinya. Ketika kamu scroll lebih lama di video kucing, TikTok mencatat. Ketika kamu menonton narasi sampai habis video tentang “healing dari overthinking”, sistemnya tahu kamu mungkin sedang butuh itu.
Algoritma ini bekerja seperti sahabat yang diam-diam mendengarkan isi kepala kita. Dan meskipun kadang terlalu jujur atau membuat kita ketahuan sedang galau, kita tetap scroll. Karena setiap swipe seperti membuka satu lapis emosi baru—antara tertawa, merasa dimengerti, atau sekadar merasa “nggak sendirian”.
Kucing: Terapi Visual Gratis
Mari kita bicara tentang kucing. Kenapa video kucing begitu banyak di FYP kita? Jawabannya mungkin sesederhana ini: kucing bikin bahagia.
Ada penelitian yang menyebut bahwa menonton video kucing bisa menurunkan stres dan membuat mood kita naik. Di dunia yang semakin penuh tekanan, melihat seekor kucing mengamuk karena tidak bisa buka lemari, atau tidur dengan gaya aneh, bisa jadi bentuk micro-healing. Singkat, lucu, ringan, dan tidak menuntut kita untuk memikirkan apapun—kecuali “OMG gemes banget!”.
Masalah Emosional yang Relatable Banget
Di sisi lain dari video kucing, muncul video tentang anxiety, burnout, overthinking, dan quarter-life crisis. Konten-konten ini, anehnya, terasa personal banget. Bahkan lebih jujur dari percakapan dengan teman sendiri.
Di sinilah FYP berfungsi seperti ruang terapi digital. Kita tidak bicara langsung, tapi kita menyerap banyak narasi yang… mirip. Banyak orang menyampaikan perasaan yang selama ini kita pendam, dan itu menenangkan. Seolah-olah ada yang berkata, “Aku juga ngerasain itu. Kamu nggak sendiri.”
Di tahun 2023, ini menjadi semakin umum. Banyak content creator membagikan perjuangan mereka dengan cara yang estetik, puitis, atau bahkan lewat humor gelap. Dan kita, para penonton setia FYP, jadi merasa sedang berada dalam komunitas yang tidak menghakimi.
Kita Butuh Jeda, Tapi Ingin Terhubung
Kenapa kita betah di FYP dengan kombinasi random antara kucing lucu dan masalah emosional? Karena itu memberikan dua hal sekaligus: hiburan dan pelarian.
Kita butuh sesuatu yang ringan untuk mengalihkan pikiran (masuklah video kucing), dan sesuatu yang emosional untuk memvalidasi perasaan yang belum sempat kita ungkapkan (masuklah video curhat estetik). Kombinasi ini membuat kita merasa lebih “utuh”.
Meski kadang terlalu jujur atau menyentuh sisi yang belum siap kita buka, kita tetap scroll. Karena di era digital ini, FYP seperti teman yang hadir saat kita lagi butuh ditemani, tapi tanpa perlu basa-basi.
Apakah Ini Sehat? Atau Kita Cuma Kecanduan?
Pertanyaannya kemudian: apakah betah di FYP artinya kita sembuh? Atau justru sedang lari?
Jawabannya bisa dua-duanya. Selama kita masih sadar kapan harus berhenti, kapan harus benar-benar istirahat dari layar, dan kapan harus bicara ke orang sebenarnya, maka scrolling bisa jadi sarana transisi emosional yang valid.
Tapi ketika FYP jadi satu-satunya pelarian, ketika kita lebih tahu tentang kehidupan orang lain daripada memahami diri sendiri, mungkin saatnya berhenti sejenak dan refleksi.
Penutup: Kita Semua Hanya Butuh Sedikit Dimengerti
Akhirnya, FYP kita adalah cermin. Ia mencerminkan apa yang sedang kita cari—baik hiburan maupun pelarian. Kita tertawa karena kucing lucu, lalu terdiam karena video tentang trauma. Dan entah bagaimana, itu terasa cukup. Setidaknya untuk malam ini.
Jadi, kalau kamu sedang scroll FYP dan berpikir, “Kok aku relate banget sama video ini?”, ingat: kamu nggak sendirian. Kita semua pernah merasa begitu.
Dan kalau setelah itu muncul video kucing lagi? Tertawalah. Karena di tengah dunia yang kadang chaos, video absurd bisa jadi penyeimbang yang paling waras.