Ada satu rutinitas yang sepertinya kita semua lakukan diam-diam (atau terang-terangan) di 2023: scrolling tanpa henti. Entah itu di TikTok, Instagram Reels, YouTube Shorts, atau Twitter yang sekarang berubah jadi X—kita seperti punya kebiasaan kolektif untuk “melarikan diri sebentar” ke dunia yang absurd dan menghibur, bahkan ketika (atau terutama ketika) hidup sedang nggak baik-baik saja.
Tahun lalu bukan tahun yang paling ringan. Banyak dari kita menjalani hari-hari yang penuh tekanan: pekerjaan yang nggak kunjung selesai, drama personal yang nggak bisa di-pause, dan berita-berita dunia yang makin membingungkan. Tapi di tengah semua itu, algoritma scroll dan FYP TikTok dengan ajaibnya tahu apa yang bisa bikin kita ketawa. Dan kadang, itu cukup untuk menyelamatkan satu hari yang terasa suram.
FYP Adalah Terapi yang Tidak Pernah Kita Rencanakan
Coba bayangkan ini: kamu lagi duduk di kasur, lampu kamar redup, pikiran kacau, dan kamu buka TikTok. Lalu tiba-tiba muncul video orang nyanyi fals tapi percaya diri, atau bayi ketawa ngakak karena dikagetin kucing. Tanpa sadar, kamu ikut ketawa. Dan walaupun cuma 15 detik, rasanya lebih ampuh daripada kopi. 
FYP (For You Page) tahun lalu seakan jadi playlist pribadi untuk hiburan singkat dan cepat. Nggak perlu mikir, nggak perlu nonton 40 menit, cukup swipe dan swipe. Ajaibnya, algoritma tahu kapan kamu butuh konten lucu, video motivasi, atau sekadar video aesthetic masak mie instan di tengah malam.
Scroll yang Kadang Melewati Batas, Tapi Kita Maklumi
Tapi tentu saja, semua hal menyenangkan ada risikonya. Karena yang awalnya niat “scroll bentar doang”, tahu-tahu udah jam 2 pagi dan kamu masih nonton video orang review es krim dari minimarket yang bahkan nggak ada di kotamu.
Kita semua tahu “doomscrolling” itu nyata. Tapi 2023 bikin kita lebih… permisif. Karena ya, kadang realitas terlalu berat untuk ditanggung tanpa sedikit pelarian. Dan kalau pelarian itu datang dalam bentuk scroll dan FYP TikTok cowok lucu yang joget sambil bawa ayam goreng, siapa yang bisa menyalahkan kita?
Tertawa Sebagai Mekanisme Bertahan
Tahun lalu, tertawa bukan hanya hiburan. Ia jadi mekanisme bertahan. Saat semuanya terasa terlalu serius, terlalu berat, terlalu banyak yang harus dipikirkan—satu video receh bisa mengingatkan kita bahwa hidup tidak selalu harus begitu kaku.
Ada kenyamanan dalam melihat orang lain juga menjalani hidup dengan cara yang absurd. Dari video orang salah masuk Zoom meeting, sampai tren-tren konyol seperti lipsync drama Korea yang dibikin lebay. Kita ngetawain itu semua, dan di balik tawa itu, ada rasa: “Oke, ternyata bukan cuma aku yang lagi kacau.”
Dari Receh Jadi Relatable
Salah satu kekuatan konten scroll dan FYP adalah kemampuannya menyentuh sesuatu yang relatable banget.
Dan anehnya, konten semacam itu bisa membuat kita merasa lebih… terhubung. Di dunia nyata, mungkin kita nggak selalu bisa cerita ke orang lain soal betapa lelahnya jadi dewasa. Tapi di dunia digital, cukup scroll FYP dan kamu akan tahu: “Oke, banyak juga yang lagi ngerasain hal yang sama.”
Hal menarik lainnya dari fenomena ini adalah munculnya semacam komunitas tanpa bentuk. Kita mungkin nggak saling kenal, tapi kita semua tahu rasanya ngeliat video dengan caption “POV: kamu cuma pengen hidup tenang tapi tagihan terus datang”.
Bahkan kolom komentar jadi tempat terapi mini. Kadang yang lucu bukan videonya, tapi komentar netizen yang bisa lebih narasi absurd dari kontennya. Ada semacam solidaritas yang muncul dari komentar-komentar random itu, dan entah kenapa, itu bikin hati sedikit lebih ringan.
Menemukan Harapan di Tempat yang Tidak Terduga
Mungkin inilah keindahan dari media sosial tahun lalu. Di balik semua kelelahan dan tekanan, kita menemukan sedikit hiburan dari tempat yang tidak kita sangka.
Mungkin scrolling terus-menerus bukan solusi jangka panjang, tapi untuk beberapa saat, ia memberi jeda. Ia memberikan ruang kecil untuk bernapas, untuk tertawa, untuk lupa sejenak bahwa dunia ini kadang terlalu serius.
Penutup: Kita Masih Manusia
Akhirnya, apa yang bisa kita pelajari dari semua scroll dan swipe ini? Bahwa di balik segala digitalisasi, algoritma, dan hiburan cepat saji, kita tetap manusia.
Jadi kalau kamu lagi bad day, nggak apa-apa buka TikTok. Nikmati satu dua scroll dan FYP video absurd. Ketawa sebentar. Lalu tidur, recharge, dan besok siap kembali bertarung dengan dunia nyata. Karena kadang, tertawa itu lebih kuat dari yang kita kira.
