Setelah bertahun-tahun berkembang secara perlahan, pandemi dan pasca-pandemi memberi percepatan luar biasa bagi revolusi cara kita berbelanja bersama 
Dari belanja kebutuhan harian hingga luxury goods, dari TikTok Shop hingga AI yang merekomendasikan barang, semua terjadi begitu cepat—dan sangat menarik. Mari kita lihat bagaimana tren belanja online tahun lalu merevolusi dan berinteraksi dengan produk serta brand.
Belanja Lebih Personal Berkat AI dan Algoritma Pintar
Salah satu perubahan paling mencolok adalah personalisasi pengalaman belanja. Platform e-commerce kini tidak hanya menampilkan produk secara acak, tetapi benar-benar “mengenal” penggunanya.
Melalui penggunaan narasi kita kecerdasan buatan (AI) dan machine learning, situs seperti Tokopedia, Shopee, dan Amazon mempelajari riwayat pencarian, preferensi warna, ukuran, dan bahkan waktu belanja favorit. Akibatnya, halaman beranda setiap orang berbeda, sesuai dengan kebiasaan mereka.
Contohnya, jika kamu sering mencari produk kecantikan pada malam hari, algoritma akan menampilkan promosi atau rekomendasi yang sesuai di jam tersebut. Bagi konsumen, ini memberikan pengalaman belanja yang lebih menyenangkan dan efisien. Bagi penjual, ini meningkatkan konversi dan loyalitas.
Bahkan, AI generatif mulai digunakan untuk membuat deskripsi produk otomatis yang menarik dan informatif. Ini membantu toko kecil tampil lebih profesional tanpa harus memiliki tim pemasaran besar.
Sosial Media + Belanja = Sosial Commerce Meledak
Tahun 2023 juga menandai era kebangkitan social commerce. Platform seperti TikTok Shop, Instagram Shopping, dan Facebook Marketplace mengalami lonjakan pengguna dan transaksi. Kombinasi hiburan dan promosi produk dalam format singkat ternyata sangat efektif.
Influencer dan kreator konten menjadi ujung tombak tren ini. Mereka tidak hanya memasarkan, tetapi juga mendemonstrasikan langsung cara pakai produk dalam video real-time. Ini menciptakan kepercayaan instan dan mendorong pembelian impulsif.
TikTok Shop, khususnya, sukses besar di kalangan Gen Z dan milenial. Mereka menjadikan konten hiburan sebagai media untuk “jalan-jalan sambil belanja.” Beberapa produk cara kita berbelanja bahkan menjadi viral hanya karena dibahas dalam satu video pendek.
Fenomena ini menggeser cara kita memandang promosi. Iklan tidak lagi datang dalam bentuk banner yang mengganggu, tetapi hadir dalam bentuk cerita, rekomendasi jujur, dan interaksi yang menyenangkan.
Belanja Harian Semakin Instan dan Otomatis
Jika dulu orang hanya belanja online untuk kebutuhan bulanan atau produk mahal, kini belanja harian seperti sayur, sabun, hingga makanan ringan juga dilakukan secara online. Aplikasi seperti GoMart, Astro, dan HappyFresh menyediakan layanan belanja kilat yang dikirim dalam hitungan menit.
Konsumen semakin menyukai kemudahan, kecepatan, dan opsi langganan otomatis. Bahkan, banyak pengguna kini berlangganan produk tertentu agar dikirim secara berkala, misalnya cara kita berbelanja kopi, popok bayi, atau air minum galon. Semua diatur dengan sistem otomatis yang bebas ribet.
Fenomena ini juga mendorong munculnya lebih banyak dark store—gudang logistik mini yang tersebar di kota besar untuk mempercepat pengiriman lokal. Konsumen tidak hanya ingin barang murah, tapi juga barang cepat dan tepat waktu.
Pembayaran Digital dan Fitur Cicilan Makin Dominan
Tak bisa dilewatkan, sistem pembayaran juga mengalami evolusi signifikan. Tahun lalu, dompet digital seperti GoPay, OVO, Dana, dan ShopeePay semakin mendominasi transaksi e-commerce. Ini karena kecepatan, keamanan, dan kemudahan cashback atau promo langsung.
Banyak konsumen yang memilih metode “beli sekarang, bayar nanti” untuk kebutuhan primer maupun sekunder.
Meski ada kekhawatiran soal utang konsumtif, platform-platform ini sudah mulai menerapkan sistem verifikasi yang lebih ketat dan edukasi finansial untuk menghindari kredit macet.
Green Shopping: Kesadaran Baru dalam Belanja
Satu tren positif yang tumbuh perlahan tapi pasti di 2023 adalah kesadaran akan belanja berkelanjutan.
E-commerce besar pun mulai menyediakan filter untuk produk lokal, daur ulang, atau brand yang punya sertifikasi hijau. Packaging ramah lingkungan dan fitur pengembalian mudah juga jadi nilai tambah dalam memilih toko.
Ini adalah sinyal bahwa dunia cara kita berbelanja digital tidak hanya cepat, tapi juga mulai lebih bertanggung jawab.
Kesimpulan: Belanja yang Lebih Cerdas dan Terintegrasi
Tahun 2023 bukan hanya tentang kemudahan klik dan beli. Ini adalah tahun di mana teknologi, personalisasi, kecepatan, dan nilai sosial bergabung menjadi satu dalam pengalaman belanja online.
Kita bukan hanya melihat revolusi teknis, tapi juga revolusi cara berpikir sebagai konsumen.
Dengan tren yang terus berkembang dan teknologi yang semakin canggih, bisa jadi ke depannya, pengalaman belanja akan terasa seperti berbicara dengan asisten pribadi yang tahu segalanya tentang kebutuhan kita.
